Jumat, 20 Maret 2015

Etiket atau Cara Makan Masyarakat Korea

Etiket atau Cara Makan Masyarakat Korea


Setiap negara di dunia memiliki adat istiadat tersendiri, baik dalam berpakaian maupun mengkonsumsi makanan. Kali ini Kpopers Blog akan share tentang Etika makan masyarakat Korea.
Di Korea Selatan, orang tua diharuskan menyantap makanan terlebih dahulu dan itu juga berlaku bagi para tamu.
Jika kita bertamu ke rumah seseorang di negara Korea Selatan/Utara, kita tidak disuguhi kue kering ataupun camilan tetapi diberi makan oleh pemilik rumah, dan makanan yang disuguhi oleh pemilik rumah harus dihabiskan karena masyarakat Korea (Selatan maupun Utara) berpikir 'Jika kita tidak menghabiskan makanan, berarti kita tidak mensyukuri anugerah dari Tuhan.'
Pengaturan Meja Makan
Orang Korea (Selatan maupun Utara) biasanya makan dengan duduk di bantal (tanpa kursi) dan meja yang rendah dengan posisi kaki menyila.
Makanan dimakan dengan sumpit yang terbuat dari stainless steel dan sendok panjang. Set sumpit dan sendok ini dinamakan sujeo (gabungan sumpit dan sendok), namun sujeo juga dapat diartikan sebagai sendok saja.
Tidak seperti bangsa pengguna sumpit lain, orang Korea sudah menggunakan sendok sejak abad ke-5 Masehi.
Sumpit-korea-Sujeo.jpg
Tidak seperti orang Tionghoa atau Jepang, mangkuk nasi, dan sup tidak boleh beranjak dari meja dan mereka memakannya dengan sendok. Banchan (lauk pauk) dimakan dengan sumpit.
Pengaturan yang umum biasanya seperti berikut:
Nasi untuk perorangan disediakan dalam mangkuk kecil yang lebih tinggi dari diameternya. Sup hangat disediakan dalam mangkuk yang lebih besar dan lebar (di sebelah kanan nasi), seringkali jjigae atau makanan jenis berkuah lain dimakan bersama dari panci besar di tengah-tengah meja. Set sendok panjang stainless steel untuk nasi dan sup, dan sumpit untuk banchan (di sebelah kanan sup).
Hidangan lauk banchan yang bervariasi disediakan dalam mangkuk-mangkuk kecil. Tergantung pada setiap rumah tangga, minuman bisa saja disediakan atau tidak disediakan. Air es biasanya disediakan saat makan bersama keluarga. Dalam lingkungan umum (misal restoran), disediakan air atau minuman tradisional (“teh” biji-bijian seperti teh barley, sementara teh biasa kurang disukai saat makan karena rasanya tidak cocok dengan nasi atau banchan yang pedas). Minuman lain yang umum saat makan adalah soju (arak khas Korea). Setelah makan, minuman penyegar yang disediakan contohnya soojunggwa atau shikhye. Minuman yang disajikan berbeda-beda berdasarkan musim dalam setahun.
Etiket Makan Tradisional
Orang tua dan tamu harus diperlakukan dengan hormat dan mempunyai hak untuk memakan makanannya paling dulu. Bagi mereka, umumnya disediakan hidangan yang terbaik. Orang Korea tidak mengangkat mangkuk nasi dan sup mereka dari meja. Etiket mengharuskan mangkuk tetap di meja dan sendok/sumpit digunakan untuk menyuap makanan ke mulut. Mengangkat mangkuk dengan tangan dianggap tidak sopan, kecuali dalam beberapa keadaan yang cukup longgar, hal itu masih bisa diterima. Pada zaman dulu, kaum bangsawan (yangban) makan dengan meja yang mewah sementara kebalikannya, petani menikmati makanannya di tengah ladang.
Perilaku tidak sopan saat makan:
1. Menghembuskan napas dari hidung ke meja.
2. Mendahului makan sebelum orang tertua.
3. Mendirikan sumpit atau sendok ke atas, karena melambangkan dupa yang dibakar saat upacara kematian.
4. Menancapkan makanan dengan sumpit dan mengambil makanan dengan tangan (ada makanan yang boleh diambil dengan jari tangan, namun banchan tidak diperbolehkan).
5. Menggunakan sumpit dan sendok pada saat bersamaan (hanya boleh dengan satu tangan).
6. Menggunakan sumpit atau sendok dengan tangan kiri.
7. Membuat suara berisik saat mengunyah makanan atau memukul mangkuk dengan peralatan makan.
8. Mengaduk-aduk nasi atau sup dengan sendok/sumpit.
9. Mengaduk-aduk lauk pauk dengan sendok/sumpit.
10. Menyelesaikan makan terlalu cepat atau terlalu lambat.
11. Minum minuman menghadap ke orang tua (Ini sangat tidak sopan, seseorang harus memutar posisi ke arah lain/sebelahnya).
12. Menerima minuman dari orang tua dan dihormati dengan kedua tangan, seharusnya tangan kiri diletakkan ke dada dan tangan kanan memegang tempat minum/cangkir saat minuman dituangkan.
13. Dalam situasi informal, peraturan-peraturan ini kurang begitu penting. Dalam acara makan keluarga, anak-anak diajari oleh orang tua tentang cara dan etiket makan tradisional.
14. Berbicara saat mengunyah makanan tidak apa-apa, selama mulut tidak dibuka. Adalah tidak sopan saat makan berbicara dengan mulut terbuka. Namun, jika berbicara saat makan, orang Korea terbiasa menjawab dengan hanya mengangguk-anggukkan kepala atau menyebut “mm” sebagai kata “ya” dan tidak membuka mulut. Menyantap/menyeruput sup dengan suara berdesis sangat dianjurkan. Orang Korea akan memberi komentar terhadap tamu yang sangat diam saat makan (jika ia tidak bicara), supaya ia tidak terus berpacu menyantap makanan jika ia berhenti makan untuk berbicara.
Peraturan lain yang harus diingat adalah orang tua atau yang dihormati tidak perlu harus mengikuti tata-cara itu, namun orang lain diharuskan. Ini dikarenakan hal terpenting dalam makan adalah menunjukkan rasa hormat dan sopan kepada Tuhan. Hal ini tidak berlaku saat makan sendirian atau dengan teman-teman.
Dalam makan malam tidak diharuskan menghabiskan semua porsi lauk pauk yang disediakan, namun nasi setiap individu harus dihabiskan. Menyantap makanan terlalu cepat akan membuat tuan rumah berpikir bahwa makanan yang disediakan tidak cukup. Selain itu menyisakan lauk dalam jumlah banyak adalah tidak sopan karena dianggap membuang-buang makanan dan tidak mensyukuri rezeki yang diberikan Tuhan. Pada saat di restoran, orang Korea cenderung membayar semua makanan semua orang dalam suatu kelompok. Biasanya yang dibayari akan membayar saat makan selanjutnya, hampir mirip jika di Indonesia. Banchan yang bermacam-macam biasa dipesan dan disajikan dalam porsi kecil dan akan dipenuhkan lagi jika sudah habis. Tidak apa-apa untuk meminta tambahan lauk.
gimbab-for-Khi-copywm.jpg

0 komentar:

Posting Komentar