Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia dan Korea Selatan
Globalisasi memberikan dampak yang sangat signifikan pada kemajuan
peradaban manusia di permukaan bumi. Globalisasi tidak hanya membuat
batas-batas sebuah negara menjadi kabur tetapi juga membuat hubungan
negara-negara di seluruh dunia ini menjadi semakin kompleks. Hubungan
dalam rangka kerjasama menjadi sangat dominan daripada hubungan yang
kurang bersahabat seperti konflik atau perang. Saat ini negara-negara di
seluruh belahan dunia lebih berorientasi pada profit untuk
kesejahteraan rakyat atau negaranya. Mereka tidak lagi menjadikan
kekuatan militer sebagai kekuatan yang sangat penting atau mutlak
dimiliki oleh negara. Sebaliknya, kekuatan ekonomi menjadi lebih dominan
bagi kebanyakan negara di dunia.
Ketika kekuatan ekonomi suatu negara
menguat maka kemakmuran atau kesejahteraan rakyatnya juga meningkat.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut maka negara-negara
membuka hubungan diplomatik dengan negara lain dalam rangka membuka
kerjasama baik dalam bentuk bilateral maupun multilateral. Dalam hal ini
Indonesia juga melakukan hal yang sama dalam rangka mencapai
peningkatan pertumbuhan ekonominya untuk kemakmuran rakyatnya. Indonesia
melakukan kerjasama bilateral dengan banyak negara maupun kerjasama
multilateral baik di lingkup ASEAN maupun diluar ASEAN seperti
negara-negara di Eropa.
Dalam perkembangannya, diplomasi kemudian menjadi hal yang wajar dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai national interest
yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia juga mengadopsi hal yang
sama. Seiring perkembangan globalisasi, Indonesia melihat bahwa Korea
Selatan merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk dapat
bekerjasama dengan Indonesia dalam berbagai bidang. Karena ada hubungan
interdepensi yang terjadi antara Korea Selatan dan Indonesia. Di satu
sisi, Indonesia memerlukan modal atau investasi, teknologi serta
produk-produk teknologi dari Korea Selatan. Di sisi lain, Korea Selatan
membutuhkan sumber alam atau mineral, tenaga kerja serta pasar Indonesia
yang begitu besar. Selain itu, Korea Selatan juga merupakan alternatif
sumber teknologi khususnya di bidang heavy industry, IT dan telekomunikasi bagi Indonesia.Atas dasar hubungan yang saling ketergantungan atau interdependensi
antara Indonesia dan Korea Selatan ini maka kedua negara kemudian banyak
sekali melakukan kerjasama bilateral dalam berbagai bidang baik itu
yang melibatkan pemerintah maupun aktor-aktor non pemerintah.
Konsep atau teori sangat penting sebagai
landasan berpikir bagi seorang penulis atau peneliti untuk dapat
menjawab sesuai tingkat dari penjelasan teori atau konsep tersebut.
Kerangka teori atau konseptual merupakan landasan berpikir yang tersusun
secara sistematis dan runtut untuk dapat menjelaskan suatu fenomena
atau menjawab suatu masalah secara sistematis akademik pula. Kerangka
konseptual sangat penting dimiliki oleh penulis atau peneliti untuk
memberikan penjelasan atau jawaban yang analitis sesuai konsep yang
digunakan.
Untuk menjawab masalah-masalah yang terdapat pada rumusan masalah di atas, maka penulis memilih untuk menggunakan konsep multi-track diplomacy. Konsep multi-track diplomacy terdiri dari sembilan track yaitu:
- Government, or peace making through diplomacy
- Non-government or professionals, or peace making through conflict resolution
- Business, or peace making through trade or commerce
- Private citizen, or peace making through personal involvement
- Research or training and education, or peace making through learning
- Activism, or peace making through advocacy
- Religion, or peace making through faith action
- Funding, or peace making through providing resourches
- Communication and media, or peace making through information
Namun, dalam hal ini, penulis hanya akan menggunakan enam track dalam multitrack diplomacy untuk
menjelaskan hubungan bilateral yang terjalin antara Korea Selatan
dengan Indonesia yang semakin kompleks. Keenam track yang akan penulis
jelaskan secara mendalam adalah track 1 government, track 3 bussiness, track 4 pivate citizen, track 5 research, training and education, track 7 religion dan track 9 communication and media.
Hubungan Bilateral Diplomatik Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan
Selama ini hubungan bilateral Indonesia dengan Korea Selatan masih didominasi oleh aktor-aktor track 1 yaitu pemerintah atau government.
Sebenarnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Korea Selatan
sudah di mulai sejak tahun 1996. Namun, hubungan bilateral antara kedua
negara semakin meningkat intensitasnya sejak lima tahun terakhir. Hal
ini dipicu oleh berbagai faktor terutama akibat adanya free trade yang
juga ikut berperan besar dalam peningkatan hubungan kerjasama antara
Indonesia dengan Korea Selatan. Berikut ini penulis membagi hubungan
kerjasama bilateral yang dilakukan oleh pemerintah kedua Negara (G to G) dalam berbagai bidang untuk mempermudah pengkajian secara mendalam pembahasannya.
Kerjasama dan Hubungan dalam Bidang Politik:
- Kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri APEC Economic Leaders Meeting di Busan, Republic Of Korea pada tanggal 18–19 November 2005.
- Kunjungan Kenegaraan Presiden Republic Of Korea, Roh Moo-hyun ke Indonesia pada tanggal 3-5 Desember 2006.
- Kunjungan Kenegaraan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ke Seoul pada tanggal 23-25 Juli 2007.
- Kunjungan Wakil Presiden RI untuk menghadiri Pelantikan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak pada tanggal 23-26 Februari 2008.
- Kunjungan Presiden Republic Of Korea, Lee Myung-bak ke Indonesia pada tanggal 6-8 Maret 2009.
- Kunjungan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri ASEAN-ROK Commemorative Summit di Jeju Islands, Korea pada tanggal 1-2 Juni 2009.
Kegiatan-kegiatan diatas merupakan
contoh kecil bilateral diplomasi dalam bidang politik yang dilakukan
oleh Indonesia dengan Korea Selatan. Bilateral diplomasi dalam bidang
politik antara Indonesia dengan Korea Selatan memang masih didominasi
oleh pemerintah. Namun peran aktor-aktor non pemerintah juga cukup
signifikan dalam menjalin kerjasama dalam berbagai bidang baik politik,
ekonomi, budaya, pendidikan antara Indonesia dengan Korea Selatan.
Kerjasama dalam Bidang Ekonomi
- Joint Declaration on Strategic Partnership between RI and ROK to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century telah dilakukan oleh pemimpin kedua negara di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2006
- Terbentuknya Joint Task Force for Economic Cooperation (JTF) pada tahun 2007, dengan 8 Working Groups (Policy Support, Trade and Investment, Energy/Natural Resources, Infrastructure/Construction, IT, Defence Industry, Forestry, Agriculture & Marine Industry dan Research&Technology). JTF yang ditujukan untuk meningkatkan berbagai peluang konkrit kerjasama bilateral di sektor ekonomi dan investasi telah melangsungkan pertemuan pertamanya pada tanggal 31 April–2 Mei 2007 di Jakarta.
- Pembentukan Forum Bisnis dan Energi Indonesia-Korea Selatan yang pertama pada 2007 di Seoul untuk mempertemukan para pelaku bisnis dan pembuat kebijakan kedua negara di bidang energi. Forum Energi Indonesia-Korea yang kedua diadakan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2008 .
- Dari tahun 2007 hingga sekarang telah ditandatangani lebih dari 40 MoU pada level pemerintah (G to G) dan level pebisnis (B to B). Proyek-proyeknya antara lain bidang energi dan infrastruktur, pendidikan, kehutanan, nuclear power plant, serta industri pertahanan.
Dari kegiatan-kegiatan kerjasama dalam
bidang ekonomi antara Indonesia dengan Korea Selatan diatas tampak jelas
komitmen antara kedua negara untuk meningkatkan eksistensi dan kualitas
hubungan ekonomi yang produktif dan menguntungkan kedua belah pihak.
Kerjasama dalam Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Persetujuan Kerjasama Kebudayaan dengan ROK (Republic of Korea)
yang ditandatangani pada tahun 2000. MoU di bidang Pariwisata antara
kedua negara juga telah ditandatangani tahun 2006. Sebagai tindak lanjut
dari kerjasama bidang kebudayaan tersebut, pada tanggal 14-15 Mei 2008
di Yogyakarta diadakan the First Cultural Committee Meeting RI–ROK.
Keberadaan kedua kesepakatan tersebut merefleksikan komitmen kedua negara untuk lebih memperkuat hubungan persahabatan people to people,
serta memajukan dan mengembangkan hubungan di bidang-bidang seperti
kebudayaan, seni, pendidikan (akademis), ilmu pengetahuan dan teknologi,
kesehatan masyarakat, olah raga, media massa, informasi, dan
kewartawanan serta pariwisata.
Kerjasama dalam Bidang Energi Nuklir
Sejak tahun 1998, kedua negara telah mulai membahas Draft
Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the
Government of the Republic of Korea for the Cooperation in the Peaceful
Uses of Nuclear Energy. Persetujuan yang kemudian ditandatangani
tanggal 4 Desember 2006 ini meliputi bentuk-bentuk kerjasama antara lain
seperti penelitian dan pengembangan energi nuklir untuk maksud damai,
penelitian dan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir, produksi
dan aplikasi radioaktif isotop di sektor industri, pertanian dan
teknologi akselerator. Departemen ESDM RI dan Mocie Republik Korea
selanjutnya juga telah menandatangani nota kesepahaman mengenai
kerjasama pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.
Kerjasama dalam Bidang Komunikasi dan Teknologi Informasi
Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Republik Korea (ROK) telah menandatangani: (i) Joint
Statement between the Department of Communication of the Republic of
Indonesia and the Ministry of Information and Communicatio of the
Republic of Korea (ROK) on mutual Cooperation in the Field of
Telecommunication, pada tanggal 29 Juni 2000; dan, (ii) Arrangement
between the Ministry of Communication and Information of the Republic
of Indonesia and the Ministry of Information and Communication of the
Republic of Korea, pada tanggal 31 Mei 2002.
Kerjasama dalam Bidang Hukum
Dalam rangka meningkatkan hubungan kerja
sama pemberantasan tindak pidana pencucian uang antara Pusat pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dengan Korea Financial Intelligence Unit
(KoFIU), kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara a.l: Kunjungan
studi visit ke lembaga tersebut ke Korea dengan tujuan mempelajari
Sistem Financial Investigation Unit (FIU), Mekanisme Non Bank Reporting, serta Penerapan Teknologi Informasi sudah dilaksanakan pada tanggal 10 – 15 Juni 2007, di Seoul.
Lembaga pemberantasan korupsi kedua
negara (KPK dan KICAC) juga telah mengadakan pertemuan untuk
mendiskusikan kemajuan upaya pemberantasan korupsi serta meningkatkan
kerja sama untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas kedua institusi
dalam pengembangan sistem dan strategi pemberantasan korupsi pada
tanggal 22 – 24 Mei 2007.
Kerjasama dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
RI dan ROK telah menyepakati sejumlah sektor kerjasama antara lain kerjasama pemberantasan korupsi, counter-terrorism
dan penanggulangan kejahatan transnasional. Di samping itu kedua negara
juga menyepakati kerjasama antar parlemen serta kerjasama industri
pertahanan melalui Joint Defense Logistics and Industrial Committee. Sebelumnya Indonesia dan ROK telah mengikatkan diri dalam perjanjian ekstradisi dan Mutual Legal Assistance in Criminal Matters
(MLACM). Dalam deklarasi bersama antara Presiden RI dan Presiden ROK
Roh Moo-hyun mengenai kemitraan strategik bersama mempromosikan
persahabatan dan kerjasama di abad 21.
Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi
kerjasama antara Dephan dengan MND berupa pertemuan tetap rutin
dilaksanakan setiap tahun dengan penyelenggaraan secara bergantian,
antara lain:
- .Joint Committee Meeting, antara Dephan RI dengan mitra Dephan ROK.
- Intelligence Exchange, antara Bais TNI dengan Korea Defense Intelligence Agency.
- Army to Army Talks, antara TNI AD dengan ROK Army.
- Navy to Navy Talks, antara TNI AL dengan ROK Navy.
- Airmen to Airmen Talks, antara TNI AU dengan ROKAF
- Intelligence Meeting , antara BIN dengan Korea National Intelligence Service (KNIS)
Kerjasama dalam Bidang Keimigrasian
Pada tanggal 8 April 2008, Dirjen
Imigrasi RI dan ROK melakukan pertemuan di Seoul membahas upaya
peningkatan kerjasama dan hubungan bilateral RI-ROK di bidang
keimigrasian, terutama terkait dengan perlindungan HAM warga negara
masing-masing di kedua negara.
Kerjasama yang disepakati antara kedua
pihak adalah dalam bentuk tukar menukar data terkait hukum keimigrasian,
kebijakan tentang pengungsi dan masalah naturalisasi. Selain itu
dilakukan juga tukar menukar di bidang keimigrasian seperti program
pertukaran, workshop, seminar serta tukar menukar informasi mengenai
perkembangan teknologi informasi.
Kedua belah pihak juga telah
membicarakan hal yang terkait dengan penanganan penduduk ilegal warga
negara masing-masing di kedua negara. Kedua pihak juga sepakat akan
melakukan pertemuan rutin di masa yang akan datang dalam bentuk Joint Working Group di bawah payung pertemuan komisi bersama kedua negara.
Kerjasama dalam Bidang Kehutanan
Di bidang kehutanan, kerjasama bilateral
RI-ROK dicakup dalam pertemuan komite kehutanan yang berlangsung setiap
tahun. Pada pertemuan ke-16 Komite Kehutanan Indonesia-ROK yang
berlangsung di Daejon pada bulan Juli 2003, telah disepakati kerjasama
di bidang Eco-tourism Program Development; Forest Plantation Development; Fellowship for Training and Degree Program on Forestry. Pada kesempatan itu ditandatangani pula Joint Statement on the Call for Combatting International Trade in Illegally Harvested Forest Products.
Pada tanggal 1 Agustus 2006 di Daejeon ditandatangani MoU antara Menhut RI dengan Chief of Korean Forest Service mengenai Cooperation on Investment in Forest Plantation and Afforestation/Reforestation Clean Development Mechanism (A/R-CDM) projects.
MoU ini merupakan kesepakatan antara kedua pemerintah guna mendorong
investasi di Indonesia dalam pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI)
dan penghijauan serta reboisasi seluas 500 ribu hektar melalui mekanisme
A/R-CDM. Kedua Negara juga sepakat untuk mendorong dan memfasilitasi
terbentuknya kerjasama antar sector swasta (people to people), joint venture
antar sector swasta di kedua Negara yang tertarik untuk mengembangkan
HTI, serta melakukan kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia,
riset dan pengembangan A/R-CDM.
Kerjasama dalam Bidang Lingkungan Hidup
Kerjasama di bidang lingkungan hidup pada tingkatan bilateral berjalan baik antara lain dengan penandatangann MoU on Environmental Management and Sustainable Development Cooperation antara Menteri Lingkungan Hidup RI dengan Menteri Lingkungan Hidup ROK disela-sela sidang Conference of Parties (COP) XIII UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Denpasar, Bali, tanggal 13 Desember 2007.
Pemerintah ROK juga menyampaikan
undangan partisipasi kepada Indonesia dalam sejumlah seminar dan
pelatihan untuk tahun 2008, antara lain Seoul Initiative for Green Growth, International Training Course on Environmental Policies dan Seoul Initiative Leadership Program on Green Growth.
Kerjasama dalam Bidang Kelautan dan Perikanan
Di sektor perikanan, pertemuan pertama Joint Committee Indonesia-Korea
di bidang kerjasama perikanan telah dilakukan pada tanggal 27 Mei 2003,
yang sekaligus dilakukan pendekatan dengan Pemerintah Daerah Busan
mengenai kemungkinan promosi investasi di bidang kelautan dan perikanan.
Dalam kaitan ini mulai bulan November 2003, Departemen Kelautan dan
Perikanan telah mengikuti Busan International Seafood and Fisheries Expo (BISFE).
Pada tanggal 15 September 2005 telah ditandatangani Arrangement
Fishery Quality Control and Hygiene Safety between the Ministry of
Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia and the
Ministry of Maritime Affairs and Fisheries of the Republic of Korea.
Disamping kerjasama dalam penanganan kualitas produk perikanan, pada
tanggal 8 September 2008, telah ditandatangani LoI antara DKP dengan Ministry of Food, Agriculture, Forestry and Fisheries
ROK mengenai kerjasama di bidang budidaya perikanan. Bentuk kerjasama
tersebut meliputi pengembangan industri budidaya perikanan di Indonesia
melalui investasi dan transfer of technology perusahaan-perusahaan perikanan ROK.
Kerjasama dalam Bidang Pertanian
Disektor pertanian, kerjasama G to G
antara Indonesia dan ROK belum memiliki intensitas seperti
sektor-sektor lain. Namun, pada pertemuan pertama pokja kehutanan,
pertanian dan kelautan di bawah joint task force pada bulan Mei
2007 telah dibahas peluang kerjasama untuk pengembangan bahan baker
nabati. Pihak ROK menunjukkan minatnya untuk meningkatkan kerjasama
dalam pengembangan produksi biofuel yang bahan bakunya berasal dari
singkong (cassava), daun jarak (jathropa) dan kelapa sawit.
Salah satu bentuk usulan kerjasama yang
dapat dikembangkan di sektor pertanian antara Indonesia dan ROK adalah
upaya untuk membuka akses pasar produk pertanian dan hortikultura
Indonesia ke ROK. Terdapat potensi bagi produk pertanian dan
hortikultura Indonesia, khsusunya buah-buahan tropis untuk dapat
menembus pasar ROK yang cukup besar. Namun, permasalahan yang mengemuka
adalah menyangkut ketentuan karantina ROK yang sedemikian ketat
utamanya mengenai penggunaan pestisida dalam budidaya produk pertanian
dan hortikultura Indonesia.
Selain komoditi pertanian, hubungan kerjasama berupa capacity building,
pelatihan dan bentuk kerjasama lainnya di bidang pembangunan pedesaan
maupun pengembangan ekonomi pedesaan juga telah berkembang pada sejumlah
tingkatan. Gerakan desa baru atau Saemaul Undong yang
merupakan salah satu program pembangunan pedesaan ROK yang berhasil
telah menjadi acuan bagi sejumlah daerah atau institusi di Indonesia.
Salah satu contohnya, dalam hal ini, propinsi D.I. Yogyakarta telah
menandatangani LoI kerjasama Saemaul Undong dengan Propinsi
Gyeongsangbuk-do pada tanggal 30 Mei 2008.
Track 3: Bussiness, or peace making through Trade or Commerce
Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Korea Selatan juga didominasi oleh aktor non-state.
Dalam konteks ini, pengusaha serta pebisnis-pebisnis dari kedua negara
juga memiliki peran yang cukup signifikan dalam melakukan diplomasi.
Pegusaha atau pebisnis dari kedua negara tersebut bertemu dalam suatu
forum bisnis yang pada akhirnya bermuara pada hubungan kerjasama antara
kedua belah pihak. Pebisnis atau pengusaha ini secara tidak langsung
juga merupakan representasi dari negara mereka masing-masing dalam
melakukan hubungan kerjasama bilateral.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk
mendukung hubungan bisnis dari kedua negara seperti kegiatan-kegiatan
yang telah diadakan sebagai berikut:
- Pembentukan Forestry Forum di Seoul pada tahun 2007 yang dihadiri oleh lebih dari 100 pebisnis dari kedua negara.
- KEGIATAN MARKETING INVESTASI INDONESIA (MII) 2011 SEOUL, 24 MARET 2011: hubungan bilateral RI-Korsel telah meningkat secara signifikan yang ditandai dengan meningkatnya nilai perdagangan bilateral RI-ROK sebesar 50% pada tahun 2010 dan ditandatanganinya komitmen investasi POSCO sebesar 6 miliar USD pad tahun 2010 dan Lotte Group sebesar 5 miliar USD pada bulan Februari 2011.
- Pada tanggal 2 Desember 2009, PT. Krakatau Steel dan POSCO menandatangani Memorandum of Agreement pendirian Joint Venture Company. Setelah beberapa kali mengalami penundaan, pada tanggal 4 Agustus 2010, PT. Krakatau Steel dan POSCO telah menandatangani joint venture agreement pendirian integrated steel mill di Cilegon, Banten dengan nilai investasi sebesar US$ 6 miliar. Groundbreaking pembangunan integrated steel mill telah dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2010 di Cilegon, Jawa Barat. Joint venture company (JVC) tersebut akan dibangun dalam 2 tahap, dimana pada setiap tahap, kapasitas produksi JVC adalah 3 juta ton baja/tahun sehingga total kapasitas JVC setelah beroperasi penuh adalah 6 juta ton baja/tahun. Pembangunan fasilitas produksi JVC fase pertama direncanakan dimulai pada bulan Oktober 2010 dan selesai pada akhir tahun 2013.
Track 4: Private Citizen, or peace making through Personal Involvement
Hubungan bilateral Indonesia dengan
Korea Selatan juga diwarnai oleh adanya diplomasi yang dilakukan oleh
penduduk dari kedua belah negara. Semakin meningkatnya nilai investasi
dan pedangan antara Indonesia dengan Korea Selatan membuat kehadiran
orang Korea Selatan di Indonesia ataupun sebaliknya juga meningkat. Saat
ini diperkirakan 35.000 orang Korea yang berdiam di Indonesia dan
30.000 pekerja Indonesia yang bekerja di Korea.
Meningkatnya hubungan bilateral antara kedua bangsa tersebut kemudian mendorong semakin tingginya intensitas people to people contact antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat Korea Selatan. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan Indonesia-Korea Friendship Association (IKFA) di Jakarta tahun 2007 serta pembentukam Korea-Indonesia Friendship Association (KIFA)
di Seoul. Kedua organisasi ini dibentuk untuk mengembangkan saling
pengertian dan meningkatkan hubungan serta kerjasama antara masyarakat
kedua Negara melalui kegiatan-kegiatan sosial budaya yang pada akhirnya
dapat mendorong semakin erat dan baiknya hubungan bilateral kedua
negara.
Track 5: Research or Training, Education, or peace making through Learning
Hubungan bilateral antara Indonesia
dengan Korea Selatan juga didominasi oleh peran-peran kelompok
epistemic seperti mahasiswa, dosen, pengajar, guru, murid, serta
sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Contoh dari
kegiatan yang telah dilakukan oleh aktor-aktor pada track 5 ini adalah:
Bentuk kerjasama yang umum antara universitas di Indonesia dan universitas di Korea adalah dalam bentuk sister university. Kerjasama sister university yang ada, menurut data KBRI Seoul, saat ini antara lain:
- Hankuk University of Foreign Studies – UGM (1996)
- Pusan University of Foreign Studies – Universitas Bung Hatta (1996)
- Yonsei University – IPB (1996), Universitas Indonesia
- Woosong University (sebelumnya bernama Joongkyung Sanup) – UGM (1996), Universitas Surabaya, Universitas Katolik Atmajaya, ITB, Universitas Nasional
- Dongseo University (Busan) – Universitas Kristen Petra (1996)
- Yongsan University (Busan) – Universitas Padjajaran (2004)
- Chungang University – Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
- Ajou University (Suwon) – Universitas Padjajaran
Disamping sister university, juga terdapat berbagai kerjasama dalam bentuk exchange program, joint research, dan seminar bersama. Beberapa MOU yang telah ditandatangani dalam kerangka kerjasama universitas antara lain:
- Han Seo University – UGM
- Kyungnam University – UGM
- Kangnung National University – UGM
- Kyung Hee University – UGM
- Yonsei University – UI
- Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) – Universitas Hasanuddin
- Baek Che University – Universitas Diponegoro
- Pukyong National University – Universitas Diponegoro
- Kongju National University – Universitas Padjajaran
- Konkuk University – IPB
- Korea University – Universitas Brawijaya
Track 7: Religion, or peace making through Faith Action
Islam Eratkan Hubungan Indonesia-Korea Selatan.
Hal itu seperti dilansir dalam media massa di Indonesia menjelaskan
bahwa agama islam juga memberikan sumbangan yang cukup penting bagi
hubungan Indonesia dengan Korea Selatan. Diperkirakan ada 45.000 warga
Muslim Korea dengan 100.000 orang pekerja yang dari luar negeri yang
berasal dari negara Muslim. Meskipun warga Korea Selatan yang menganut
agama islam tidak terlalu banyak namun hal ini tetap memberikan dampak
yang cukup penting bagi hubungan bilateral kedua negara. Khususnya
mengenai pertukaran budaya islam yang juga menjadi salah satu cara untuk
melakukan diplomasi.
Track 9: Communication and Media, or peace making through Information
Media massa sangat berperan dalam
pembentukan citra dari suatu negara. Dalam hal ini Korea menggunakan
media massa untuk membangun image yang bagus bagi negaranya. Selain itu
Korea Selatan juga melalui Korean Wave yang menyebar saat ini
berusaha memberikan pemahaman tentang budaya dan seperti apakah Korea
selatan kepada masyarakat Indonesia serta masyarakat internasional.
Pemberitaan yang baik dari pihak media massa Indonesia maupun media
massa Korea Selatan memberikan dampak yang signifikan dalam hubungan
bilateral antara keduanya menjadi semakin baik.
Hal ini terlihat ketika terjadi
kesalahpahaman antara berita yang dilansir oleh media massa Korea
Selatan, pemerintah Indonesia meminta agar tidak gegabah dalam
memberitakan masalah dugaan pencurian data negara oleh Korea Selatan. Selain itu, berita yang dilansir oleh media massa dalam negeri juga
tidak bersikap provokatif sehingga hubungan antara Indonesia dengan
Korea Selatan berjalan dengan baik setelaah pemerintah masing-masing
mengkonfirmasi masalah tersebut hanya sebuah kesalahpahaman semata.
0 komentar:
Posting Komentar