Presiden Baru Korea Selatan
Park Geun-Hye adalah presiden perempuan pertama Korea Selatan. Kandidat
kubu konservatif dari partai yang berkuasa, Saenuri itu berhasil
mengalahkan penantangnya dari kubu liberal, Moon Jae-In.
Tahun 2007 Park juga telah berupaya untuk meraih kursi kepresidenan,
namun gagal mengantongi pencalonan kandidat partai Saenuri yang
dimenangkan oleh presiden Korsel saat ini, Lee Myung-Bak. Lee yang tidak
dapat dipilih kembali, akan menyerahkan kursi kepresidenan selama lima
tahun pada akhir Februari 2013.
Dengan kemenangan itu, Park menjadi presiden perempuan pertama dari negara dengan perekonomian keempat terbesar di Asia. Namun dalam kampanye pemilunya orang masih belum dapat melihat dengan jelas target poliknya. "Tujuan politiknya tidak jelas", ujar Lee Eun-Jeung, profesor pada Institut bagi Pengkajian Korea di Freie Universität Berlin.
Korea Selatan dan tantangan lainnya
Hanya mengenai satu tema yang tak dapat dielakkan, yaitu yang terkait Korea Utara, presiden baru Korsel menyatakan bahwa ia hendak menghidupkan kembali hubungan dengan Korut. Namun belum juga diketahui, berapa besar ruang geraknya terkait isu ini dalam partai konservatif. "Saya khawatir, lingkungannya tidak akan menerima jika ia menjalankan kebijakan politik yang sangat berbeda dari pemerintahan sekarang", kata Lee Eun-Jeung.
Selanjutnya Lee menambahkan, banyak tugas dalam negeri yang harus dihadapi oleh presiden baru ini. Pasalnya presiden saat ini, Lee Myung-Bak memang meninggalkan sebuah negara yang berhasil dengan baik melewati krisis ekonomi, tetapi ia juga mewariskan sebuah negeri dengan jurang pemisah yang semakin besar antara yang kaya dan yang miskin, sementara golongan menengah menciut menjadi sangat kecil. "Dipandang secara menyeluruh, sebagian masyarakat sejahtera, dan sebagian besar tidak."
Putri mantan penguasa
Sama sekali belum jelas apakah putri mantan penguasa militer Park Chung-Hee itu akan berhasil menutup jurang antara warga kaya dan miskin. Tahun 1961 ayahnya meraih kekuasaan melalui kudeta dan memerintah selama hampir 20 tahun dengan tangan besi. Setelah isterinya terbunuh dalam sebuah serangan, putrinya Park Geun-Hye mengambil alih tugas sebagai "first lady". Kemudian setelah ayahnya ditembak mati oleh kepala intelijennya tahun 1979, Park Geun-Hye duduk diparlemen bagi partai konservatif Saenuri selama lebih dari 15 tahun.
Presiden baru Korsel ini masih belum menikah dan tidak mempunyai anak. Ia mengaku, sepanjang hidupnya ia berbakti kepada negerinya. Panutan politiknya adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel dan bekas perdana menteri Inggris, Margaret Thatcher, tukasnya.
Dengan kemenangan itu, Park menjadi presiden perempuan pertama dari negara dengan perekonomian keempat terbesar di Asia. Namun dalam kampanye pemilunya orang masih belum dapat melihat dengan jelas target poliknya. "Tujuan politiknya tidak jelas", ujar Lee Eun-Jeung, profesor pada Institut bagi Pengkajian Korea di Freie Universität Berlin.
Korea Selatan dan tantangan lainnya
Hanya mengenai satu tema yang tak dapat dielakkan, yaitu yang terkait Korea Utara, presiden baru Korsel menyatakan bahwa ia hendak menghidupkan kembali hubungan dengan Korut. Namun belum juga diketahui, berapa besar ruang geraknya terkait isu ini dalam partai konservatif. "Saya khawatir, lingkungannya tidak akan menerima jika ia menjalankan kebijakan politik yang sangat berbeda dari pemerintahan sekarang", kata Lee Eun-Jeung.
Selanjutnya Lee menambahkan, banyak tugas dalam negeri yang harus dihadapi oleh presiden baru ini. Pasalnya presiden saat ini, Lee Myung-Bak memang meninggalkan sebuah negara yang berhasil dengan baik melewati krisis ekonomi, tetapi ia juga mewariskan sebuah negeri dengan jurang pemisah yang semakin besar antara yang kaya dan yang miskin, sementara golongan menengah menciut menjadi sangat kecil. "Dipandang secara menyeluruh, sebagian masyarakat sejahtera, dan sebagian besar tidak."
Putri mantan penguasa
Sama sekali belum jelas apakah putri mantan penguasa militer Park Chung-Hee itu akan berhasil menutup jurang antara warga kaya dan miskin. Tahun 1961 ayahnya meraih kekuasaan melalui kudeta dan memerintah selama hampir 20 tahun dengan tangan besi. Setelah isterinya terbunuh dalam sebuah serangan, putrinya Park Geun-Hye mengambil alih tugas sebagai "first lady". Kemudian setelah ayahnya ditembak mati oleh kepala intelijennya tahun 1979, Park Geun-Hye duduk diparlemen bagi partai konservatif Saenuri selama lebih dari 15 tahun.
Presiden baru Korsel ini masih belum menikah dan tidak mempunyai anak. Ia mengaku, sepanjang hidupnya ia berbakti kepada negerinya. Panutan politiknya adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel dan bekas perdana menteri Inggris, Margaret Thatcher, tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar